Ppg 2020/2021: Kiprah Kb 4 - Penguatan Integritas

 

Tuliskan balasan anda yang menggambarkan penyelesaian dari permasalahan berikut:

Seringkali kita sering menghukum anak alasannya yakni tidak berintegritas, padahal pada di saat yang serupa kita sering mengambarkan bahwa kita sendiri belum berintegritas. Mi- salnya anak akan dieksekusi alasannya yakni telat tiba ke sekolah di di saat yang serupa ada guru yang telat namun tidak mendapat sanksi apapun. Ketidakkonsistenan di saat ada orang cukup umur yang melanggar aturan kita anggap itu hal yang biasa. Padahal itu yakni cara ampuh mengajari mereka untuk tidak konsisten. Pertanyaan:

  1. Tentukan pendekatan yang paling berkaitan disokong oleh fakta-fakta di lapangan untuk berbincang konsistensi bertingkah pada diri anda sendiri!
  2. Upaya apa yang dilaksanakan untuk meluaskan konsistensi sikap berintegritas terhadap lingkup yang lebih luas. Seberapa tingkat kepercayaan anda terhadap ke- berhasilannya

 

JAWABAN

 

1.    Pendekatan yang paling Relevan

Kalau menururt saya Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) yakni pendekatan yang cocok dalam menerapkan pembelarajan di sekolah yang menjunjung tinggi asas integrase. Karena Pendekatan Kontekstual ialah rancangan berguru yang menolong guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan suasana dunia positif siswa dan mendorong siswa menghasilkan korelasi antara wawasan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka selaku anggota keluarga dan penduduk (US Departement of Education, 2001). Dalam konteks ini siswa perlu memahami apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari memiliki fungsi selaku hidupnya nanti. Sehingga, akan menghasilkan mereka memposisikan selaku diri sendiri yang membutuhkan sebuah bekal yang berharga untuk hidupnya nanti dan siswa akan berupaya untuk menggapainya.

Karena dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk berguru yang penting,yaitu:

a.    Mengaitkan

Mengaitkan yakni taktik yang paling andal dan ialah inti konstruktivisme. Guru menggunakan taktik ini ketia ia mengkaitkan rancangan gres dengan sesuatu yang sudah dipahami siswa. Makara dengan demikian,mengaitkan apa yang sudah dimengerti siswa dengan gunjingan baru.

b.    Mengalami

Mengalami ialah inti berguru kontekstual dimana mengaitkan bermakna menghubungkan gunjingan gres dengan pengelaman maupun pengetahui sebelumnya. Belajar sanggup terjadi lebih singkat di saat siswa sanggup memanipulasi perlengkapan dan materi serta melakukan bentuk-bentuk observasi yang aktif.

c.    Menerapkan

Siswa menerapkan sebuah rancangan di saat ia malakukan acara pemecahan masalah. Guru dapet memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang realistic dan relevan.

d.    Kerjasama

Siswa yang melakukan pekerjaan secara individu sering tidak menolong pertumbuhan yang signifikan. Sebaliknya,siswa yang melakukan pekerjaan secara golongan sering sanggup menangani duduk kendala yang komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman koordinasi tidak hanya membanti siswa mempelajari materi ajar,tetapi konsisten dengan dunia nyata.

e.    Mentransfer

Peran guru menghasilkan majemuk pengalaman berguru dengan focus pada pengertian bukan hapalan.

2.    Upaya yang dilaksanakan untuk meluaskan konsistensi sikap berintegritas terhadap lingkup yang lebih luas.  

Konsistensi sikap berintegritas sanggup dilihat dari bukti-bukti positif segala prilaku yang terlintas dalam pikiran, terucap lewat perkataan, dan terungkap lewat sikap atau langkah-langkah tidak sanggup dihapus. Semua terekam dan membekas selamanya, serta  menjadi bab utuh dari diri kita. Keberadaan rekam jejak itu sesuatu  yang keberadaannya bersifat mutlak. Demikian pula sikap orang berintegritas, akan mudah terlihat dan disaksikan banyak orang.

Adapun upaya yang dapapat dilaksanakan dalam meluaskan konsistensi berintegritas yakni :

a.    Proses penguatan integritas sanggup dilaksanakan dari bukti-bukti fisik yang terlihat di kelas, di sekolah dan area-area di mana penguatan integritas dilakukan. Seperti pola Dokumen RPP dan ADM Guru yang yang lain dibentuk sendiri oleh guru dan senantiasa diubahsuaikan dengan keadaan penerima didik dan konteks setempat sekolahnya;

b.    Membuat suasana kelas dan sekolah yang merefleksikan jejak penguatan integritas menyerupai kelas tersadar kebersihannya, senantiasa rapi, teratur, tertata, tenteram dan menghasilkan betah;

c.    Membiasakan Penampilan seluruh warga sekolah rapi, bersih, nampak manajemen lingkungan yang bersiklus baik;

d.    Mempunyai keyakinkan diri bahwa guru memiliki tugas menyeleksi bagi masa depan anak. Lahirnya generasi berintegritas di masa tiba diputuskan oleh guru pada hari ini.

e.    Dalam setiap pembelajaran dengan kompetensi apapun, lakukan dengan perkataan yang jujur, bertanggungjawab, berdisiplin, mandiri, dan peduli.

f.     Menguatkan jiwa anak dengan banyak sekali slogan menyerupai “Berani Jujur Hebat”, “Hebat itu Tidak Menyontek”, “Hebat itu Mandiri”, dan lain sebagainya.

g.    Menentukan indikator ketercapaian kompetensi selaku penanda, anak sudah meraih kompetensi yang ditentukan.

h.    Merancang acara pembelajaran yang mau dilaksanakan sebaik mungkin.

i.      Mengupayakan setiap kebaikan yang dilaksanakan terus diluaskan ke luar kelas, luar sekolah dan ke keluarga dan masyarakat.

 

Dari beberapa upaya yang sanggup dilaksanakan di atas saya percaya kalau kita bias sungguh-sungguh melaksanakannya dengan baik maka kesuksesan dalam upaya untuk meluaskan konsistensi sikap berintegritas terhadap lingkup yang lebih luas sanggup dilaksanakan secara optimal.

 

Tidak ada komentar untuk "Ppg 2020/2021: Kiprah Kb 4 - Penguatan Integritas"